Glek. Judulnya mengenaskan sekali, bukan?:)
Okay, jadi tanggal 3 Juni gue UKK sampai tanggal 10 Juni. Alhasil, guru-guru numpuk-numpukin ulangan pada saat 2 minggu terakhir ini, sht okay, numpuk-numpukin tugas, nagih-nagih tugas atau ulangan yang belom susulan atau remed, dan GAMAU DISALAHIN WALAUPUN ITU KESALAH PAHAMAN. Okay, jadi beberapa hari ini gue ngebet nanya nilai sama Pak Kirno aka. Guru Sbl gue. Senin males nyari, selasa niat nyari, rabu ternyata itu guru lagi ngajar di 8F, dan kamis akhirnya gue ketemu sama itu guru, yang ternyata bersembunyi di Ruang osis, padahal gue kayak orang gila nanyain orang lain yang lewat, dan lari-lari kesana kemari bersama Paramitha Ramadhanisya Fuhrman yang setia menungguku disaat-saat kapanpun. Tiba-tiba, setelah lari kesana kemari, gue inget. Gue PERNAH MERGOKIN Pak Kirno tidur di Ruang osis, atau Ruang kebangsaan suka-duka gue selama 2 tahun ini yang tidak dilengkapi cctv. Akhirnya ketemulah tuh guru disana sedang duduk santai. Lalu, percakapan dimulai.
"Bapak! Saya mau nanya nilai!"
"Okay, sebentar ya. Bapak mau ke toilet."
Alhasil, gue biarin dia ke toilet setelah penantian gue. 5 menit kira-kira dia keluar dan gue & paramitha ngikutin dia keruang guru. Dia sedang menghadapi murid anak kelas 8C temennya Icha, yang maaf banget agak sedikit gimana gitu. Anak itu pergi meninggalkan Pak Kirno, gantian gue.
"Kamu siapa, kelas berapa?"
"Saskia, 8B."
"Ini ada 3 nilai kosong."
*glek* "Yang mana aja pak?"
"Ini yang poster bulet itu, terus hutan, terus sawah."
Poster bulet... Aslinya gue udah gambar, dan saksinya adalah Mitha, dan Mba gue yang membantu gue ngerjain itu.
Hutan.... Gue juga udah gambar, saksinya Dhayita & Bitha, kawan-kawan seper-olo-anku.
Sawah.... Emang yang ini gue belom gambar, dan gue NGAKUIN itu.
Gue bela diri, "Pak tapi yang poster bulet sama hutan saya udah gambar..."
"Wah kalo kamu udah gambar, pasti nilainya ada disini.."
Gue tarik napas, menahan amarah, karena pas itu gue lagi puasa, dan Mitha juga.
"Pak tapi dua-duanya itu ilang pak...."
"Ya bukan urusan saya."
Gue salim, terus pergi dengan keadaan masih menahan amarah, bete, puyeng, campur aduk.
Gue pulang, I Hate You Pak.
Esok harinya....
Gue nemuin Mitha dikelasnya.
"Sas! Temenin gue beli buku gambar dong, terus bantuin gue bikin sengkedan." Gue ngangguk, dan kita pergi ke kantin lantai 1, terus balik kekelas lagi.
Diatas, akhirnya gue nyontohin gambar sengkedan milik gue yang gue gambar malam sebelumnya, dengan perasaan kesel, empet, pengen nabok, capek, bete, dan nangis. Dan plus plus gue gambarin Bambu yang tidak seperti bambu bentuknya, yang kata Mitha daunnya lebih mirip sekop, jadi Pohon Sekop. Akhirnya, Daunnya gue apus dan bambunya ujung-ujungnya gaada. Ceritanya, Bambunya abis ditebang, karena daunnya bosen idup. Bel berbunyi, gue balik kekelas. Blablabla, skip ke mau sholat.
Gue dan Mitha wudhu, sambil curhat tentang Pak Kirno.
"Sas, masa gambar sawah gue dicoret-coret pake pulpen sama dia! Mending pensil, ini Pulpen!"
"Sas, bambu kita diikutin oleh banyak orang!"
"Sas, pas kedepan masa gue hampir nangis, untung aja gabanyak yang ngeliat!"
"Sas, aslinya yang ngikutin Nabilah sama Nadine doang sih."
Dan, saskia lupa percakapan kita Paramitha, I love you mith maafkan kesalahanku selama ini.
Jadi, kita sekarang mempunyai kekesalan yang sama kepada Bapak Sukirno yang katanya mau pensiun, yang suka hang-out diruang kebangsaan gue, yang katanya ngajar nyokapnya sahila & nadine, yang keras kepala dan gamau disalahin. Dan, semoga kuping itu guru gapanas.
Skip, Pak Hidayat.
Makin lama, makin empet gue sama guru ini, walaupun dia sekiller apapun, gue tetep kesel. KESEL BANGET OMG. Dia suka marah-marah dengan nepok meja guru, atau meja murid yang duduk didepan, marah-marah tentang persoalan yang sama, dan muji-muji.
Cukuplah, gue takut Pak Hidayat baca ini dan gue diapain. Okay goodbye, bagi anak alpus yang tau Pak Hidayat tolonggg banget jangan kasih tau atau ga bisa diapain 'mantan calon ketua osis'mu ini....
Ily all, and BAMBOO RULES!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar